Teror Pocong dan Kuntilanak di SMA Wijaya

 

SMA Wijaya adalah sebuah sekolah tua di Jawa Timur yang telah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda.

Di sekolah ini menyimpan banyak cerita misteri dan kisah hantu, seperti penampakan makhluk halus.

Semua bermula saat seorang siswa baru bernama Arif pindah ke SMA Wijaya.

Arif tidak banyak tahu tentang sejarah sekolah, namun teman-temannya sering bercerita bahwa sekolah ini angker, khususnya bangunan tua di belakang sekolah. Di gedung itu, terdapat satu ruangan kelas yang sudah lama ditutup dengan alasan tidak jelas.

Ruangan itu selalu tertutup rapat. Namun banyak siswa yang mengaku sering mendengar suara-suara aneh dari dalamnya.

Bahkan penjaga sekolah tidak berani mendekati gedung itu setelah maghrib.

Namun Arif yang memiliki rasa penasaran tinggi, penasaran dan merasa tertantang mencari tahu kebenaran di balik cerita misterius itu.

Sampai akhirnya, Arif mengajak ketiga temannya, Doni, Rika, dan Sinta, untuk menyusuri gedung tua  itu di malam hari.

Setelah melewati gerbang, mereka berjalan menuju gedung tua. Namun langit malam itu mendung dan hembusan angin dingin membuat suasana begitu mencekam.

Setibanya di dengan ruangan mengerikan itu, Rika merasa merinding.  Udara di sekitar terasa lebih dingin dan entah mengapa, suasana berubah menjadi sangat sunyi.

Mereka mencoba membuka pintu, tetapi terkunci.

Arif yang pemberani, mencoba mendorong pintu itu dengan keras sampai terbuka dengan sendirinya.

Ruangan itu sangat gelap dan ada bau busuk menyengat yang langsung menyergap mereka.

Mereka lalu menyalakan senter dan perlahan menyusuri ruangan.

Ruang kelas itu terlihat berantakan dengan kursi-kursi yang tersusun acak dan dinding yang penuh dengan coret-coretan.

Saat mereka melangkah lebih jauh, tiba-tiba terdengar suara ketukan pelan dari jendela di belakang ruangan.

Mendadak, Rika melihat sesuatu dari sudut matanya. Ia melihat pcong yang hanya beridiri diam dan menatap kosong kepada mereka.

Tidak ada suara yang keluar dari mulutnya, namun kehadirannya membuat ruangan itu terasa semakin mencekam.

Mereka langsung berlarian keluar dengan panik. Namun saat hendak keluar, tiba-tiba terdengar suara tawa melengking dari atas langit-langit gedung.

Mereka berhenti di lorong, mencoba mencari sumber suara, dan di sana, tepat di atas mereka, seorang kuntilanak melayang dengan wajah pucat dan rambut panjang terurai. 

Matanya merah menyala, dan tawa menyeramkannya menggema di seluruh gedung.

Sinta berteriak histeris, sementara Doni tersungkur ketakutan karena kuntilanak itu perlahan mendekat.

 

Saat kuntilanak itu hampir menyentuh mereka, tiba-tiba suara keras terdengar dari belakang—pocong yang mereka lihat di ruangan tadi melompat ke arah mereka, menghalangi jalan keluar.

Arif mencoba mengumpulkan keberaniannya, namun usahanya sia-sia. 

Tak lama setelah itu, seorang pria tua muncul dari balik kegelapan. Itu adalah Pak Roso, penjaga sekolah yang misterius.

Pak Roso mengajak anak-anak itu keluar dari dalam gedung sambil membacakan doa.

Setelah sampai di tempat yang aman, Pak Roso bercerita bahwa tempat itu dulunya digunakan sebagai tempat peristirahatan terakhir seorang guru dan beberapa siswa yang tewas secara tragis dalam kecelakaan bertahun-tahun lalu.

Pocong yang mereka lihat adalah arwah guru tersebut, sementara kuntilanak adalah siswi yang tidak pernah bisa meninggalkan sekolah karena dendamnya yang belum tuntas.

Sejak saat itu, ruangan itu ditutup rapat-rapat dan tidak ada yang boleh masuk. Dan sejak malam itu, mereka tidak pernah lagi berani mendekati gedung tua itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tatapan yang Menggoda dari Kamar Sebelah

Pacarku yang Menikmati Sentuhan Lembutku

Friska Pelampias Seks ku