Ada Suara Tertawa Cekikikan di Balik Pintu Kantor Pemasaran Buah di Semarang
Waktu itu bertepatan dengan bulan ramadan. Kebetulan Tiyah pun lembur. Saat azan Magrib baru saja selesai berkumandang, dua orang temannya berinisiatif untuk membeli gorengan dan es teh. Maka, tinggallah Tiyah sendirian di ruangannya.
Namun, baru beberapa menit dua temannya pergi, Tiyah dikagetkan oleh suara cekikikan di balik pintu. Dia tidak merasa aneh dan menganggap itu adalah suara dua temannya yang sedang bercanda. Lalu dia pun melanjutkan pekerjaannya lagi.
Sayangnya, suara cekikikan itu terdengar lagi. Tiyah jadi merasa jengkel dan bergegas menuju ke pintu. Didoronglah pintu itu kuat-kuat. Namun, tidak ada siapa-siapa. Seketika Tiyah bergidik ngeri dan meninggalkan ruangannya begitu saja.
Dia memilih lekas menuju ke pos security dan menunggu dua temannya kembali. Sesampainya di pos, security yang kebetulan sedang stand by menjaga itu buru-buru bertanya.
''Ada apa, Mbak Tiyah? Kok mukanya pucat begitu?'' 'A-anu, Pak. Saya tadi diganggu. Ada suara cekikikan di balik pintu ruangan saya. Saya takut banget, Pak. Makanya saya pilih ke sini,'' terang Tiyah. ''Oalah, Mbak. Itu sih sudah biasa. Lha wong saya kerap diganggu. Malah saya pernah lihat penampakan perempuan sewaktu patroli. Mondar-mandir di depan ruangannya Mbak Tiyah. Padahal malam itu semua karyawan sudah pulang.'' Tiyah yang mendengar penuturan security pun tersentak kaget dan merinding. Sejak itu dia tidak berani berada di ruangan sendirian selepas Maghrib.
Komentar
Posting Komentar