Bayangan Hitam yang Seakan Sengaja Menampakkan Diri
Akhirnya Ningrum dan Putri berbincang santai dengan topik obrolan yang beragam, sampai akhirnya Ningrum terlelap dan panggilan telepon mereka pun terputus.
Tiba-tiba Ningrum terbangun dengan keadaan terkejut, lalu ia membuka ponselnya untuk melihat jam yang tertera di layar, ternyata jam menunjukkan pukul 03.45 dini hari. Entah mengapa ketika ia terbangun suasana kamarnya kembali menakutkan. Bahkan semakin mencekam.
“Sssttt” terdengar suara bisikan dari telinga kiri Ningrum, butiran keringat tanpa sadar terjatuh dari wajah. Ningrum melihat bayangan hitam besar yang bergerak dengan cepat dari arah pintu kamar kosnya menuju pintu kamar mandi.
Berbisik di dalam hati Ningrum berkata ‘Bayangan apa tadi yang lewat secepat itu? Atau mungkin hanya perasaanku saja’. Ningrum mengabaikan apa yang ia lihat sebelumnya, ia berusaha untuk memalingkan fokusnya dengan kegiatan lain.
Sayangnya usaha yang ia lakukan untuk mengalihkan hal tersebut ternyata sia-sia, ia semakin terbayang-bayang dengan bayang hitam yang tadi ia lihat.
Beberapa menit kemudian, bayangan hitam itu kembali muncul, kali ini bayang hitam tersebut tidak hanya sekedar lewat, namun bayangan itu berdiam diri di depan pintu kamar kos nya. Ningrum terdiam. Tidak bisa berbuat apa apa. Rasanya hanya untuk sekadar bergerak pun ia tidak bisa. Selama beberapa menit Ningrum masih menatap terpaku bayangan hitam tersebut. Matanya dan mata merah milik bayangan hitam itu terus bertemu. Seakan akan ia mengucapkan “Aku tahu bahwa kamu melihatku dengan jelas kan?” Ningrum masih berusaha untuk mencerna apa yang ia lihat di depannya. Prang!
suara piring jatuh terdengar dari luar kamar kos Ningrum, yang akhirnya membuat Ningrum bisa kembali bernafas dengan normal dan bayangan hitam pun hilang.
Tanpa memikirkan siapa yang menjatuhkan piring di dapur kosnya, Ningrum bergegas untuk minum air putih di dekatnya untuk menenangkan diri dengan tarikan nafasnya yang berat dan detak jantung yang masih berdegup dengan kencang, Ningrum berusaha mengatur nafas nya.
Suasana kamar yang semula mencekam menjadi normal kembali, lantunan sholawat yang mulai terdengar dari musholla dekat dengan tempat kos Ningrum menandakan waktu sudah mendekati subuh.
Ningrum memutuskan untuk mengambil wudhu untuk bergegas sholat subuh berharap suasana hatinya menjadi lebih tenang dan merasa terjaga. Adzan berkumandang, Ningrum menunaikan sholat subuh dan melanjutkan untuk kembali memejamkan matanya. Semenjak kejadian itu Ningrum mengalami demam tinggi, Putri sebagai teman terdekatnya membantu Ningrum untuk berobat ke rumah sakit agar demam yang ia alami segera sembuh.
Komentar
Posting Komentar