Jatuh dari Lantai Dua Karena Mendengar Orang Memanggil

 

Sudah tiga minggu, Dio mengikuti les tambahan untuk persiapan ujian kelas 3 SMA. Sejak Mamanya memutuskan Dio untuk les di bimbel Pelajar Nusantara, Dio sudah menolaknya.

Hari pertama masuk les, Dio sudah merasa malas, seperti ada sesuatu yang membuat dirinya enggan menginjakkan kaki di tempat les. Padahal bangunan lantai dua itu tidak tampak menyeramkan dan banyak temannya yang juga ikut les di tempat itu. Sejak hari pertama, sudah ada hal aneh yang dialami Dio, mulai dari hilangnya alat tulis hingga buku pelajaran yang penuh coretan bertuliskan, “KAMU HARUS IKUT AKU!”

Dio mulai ketakutan dan cemas tentang hal aneh yang ia alami. “Mungkin itu ulah jahil temanmu saja Nak.” Reaksi Mama saat Dio menceritakan apa yang ia alami. Agar tidak berangkat les, Dio melakukan berbagai cara. Berbagai alasan ia gunakan dari mulai tak enak badan hingga ada kegiatan lain yang harus ia ikuti. Hingga akhirnya, Dio kehabisan alasan untuk menghindar. 

“Dio.”

“Ya.” Dio segera menjawab begitu mendengar namanya dipanggil. Begitu melihat sekeliling, ternyata tak ada seorang pun di ruangan les.

“Lho, siapa ya tadi yang manggil namaku?” Dio bertanya dalam hati. Ia lalu mendengar
seseorang memanggil namanya lagi, karena penasaran Dio menuju sumber suara.
Gubrak... tiba-tiba Dio terjatuh dari tangga di lantai dua. Sudah hampir satu bulan sejak kecelakaan yang menimpa Dio, ia berubah menjadi anak yang pendiam. Padahal secara medis Dio sudah dinyatakan pulih. Prihatin melihat kondisi putranya, Mama Dio mencari jalan alterrnatif dengan menanyakan kepada seorang Kyai. “Anak Ibu mempunyai indra keenam. Saat ini ia sedang diikuti oleh arwah anak laki-laki seusianya yang mati karena bunuh diri dan meminta anak Ibu ikut dengannya karena ia mempunyai kemampuan melihat. Ia jatuh dari tangga karena didorong,” ucap Kyai Ali.

“Lalu saya harus bagaimana Kyai?” Mama Dio cemas.

“Bawalah air yang sudah saya doakan ini. Siram di sekeliling rumah. Ajak anak Ibu
untuk salat dan membaca Alquran bersama. Insya Allah dengan pertolongan Allah, anak Ibu
akan kembali seperti semula.” Kyai Ali memberikan sebotol air pada Mama Dio.

Begitu sampai rumah, Mama Dio melakukan apa yang diminta Kyai Ali. Seiring
berjalannya waktu, kondisi Dio semakin membaik. Mama Dio pun meminta bantuan pada Kyai Ali untuk menutup mata batin Dio karena tidak mau anaknya celaka untuk kedua kalinya.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tatapan yang Menggoda dari Kamar Sebelah

Pacarku yang Menikmati Sentuhan Lembutku

Friska Pelampias Seks ku