Suara Mesin Jahit di Rumah Kuno

 



Suara binatang malam yang sahut sahutan silih berganti menjadikan riuh bak konser musik dari ibu kota yang digelar di Alun-alun.

Desir angin yang berhembus menjadikan elusan rambut yang menjuntai dari dalam kerudungku, mengelus pipiku yang dingin malam itu. Malam yang senyap itu pun harus kulalui dengan penuh syahdu, karena ibuku yang dirawat di rumah sakit belum ada peningkatan kesehatan yang segnifikan.

Apapun keadaan malam itu aku harus pulang ke rumah karena esok paginya harus kerja. Aku menyeruak di jalanan yang sudah sepi malam itu untuk pulang. Hanya ada satu dua bus luar propinsi yang melaju menyalip motorku. Pengguna motor sepertiku sudah jarang dan bisa dihitung dengan jari meskipun jika siang hari pas jam sekolah dan berangkat kerja jalanan itu macet.

Setelah berapa langkah dari Rumah sakit kutempuh maka sampailah di perkampungan menuju rumahku yang berada di tepian desa yang agak masuk ke wilayah kecamatan. Rasa sejuk pedesaan pun mulai kurasakan lewat relung tubuh dan tulang belulangku menjadikan rasa trintim merasuki jiwa ragaku.

Gemericik suara air yang mengalir dari pesawahan lewst parit kecil itupun mulai terdengar yang menandakan ada kehidupan di dalamnya.

Meskipun beberapa katak dan juga jengkrik yang terdengar merdu juga menurutku karena kuapresiasi sungguh.

Pendengaranku juga bercabang pada suara lirih tapi intens dan pasti yang menggoda telingaku dari arah rumah tua pinggir parit tersebut yang ternyata suara derit mesin jahit. Rumah tua pinggir parit itu memang sudah lama kosong namun manakala aku melewati di malam hari apalagi malam Jumat Kliwon seperti malam itu, ada saja suara seperti ada aktivitas. Namun malam itu yang terdengar jelas adalah suara derit mesin jahit. Rasa penasaran pun tak tahan kutanyakan kepada ayahku yang masih terjaga menungguku pulang setelah seharian menunggu ibu yang sekarang aplusan dengan adikku.

Dan ternyata menurut keterangan Ayah, rumah itu aaman dulu kala adalah rumah seorang penjahit yang meninggal mendadak dan setelah itu keluarganya pindah kerja di kota lain meninggalkan rumah itu sampai sekarang kosong. Pendengaranmu tentang derit mesin jahit dari rumah kuno pinggir parit tersebut mungkin arwah wanita penjahit tersebut.

Makanya tetap berdoa agar tak terganggu oleh suata derit mesin jahit dari rumah pinggir parit ataupun lainnya yang berupa demit.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tatapan yang Menggoda dari Kamar Sebelah

Pacarku yang Menikmati Sentuhan Lembutku

Friska Pelampias Seks ku